Saat ini sangat banyak blog-blog atau penulis yang membahas mengenai "makanan", bidangnya juga banyak, ada yang berkreasi untuk membuat makanan, ada yang memberikan komentar terhadap makanan atau tempatnya, dan ada yang sekedar memposting foto makanan buatan sendiri atau buatan orang lain, namun yang paling rendah kelasnya yaitu copy paste resep dan foto orang lain untuk dimasukan dalam tulisannya tanpa mencoba langsung untuk membuatnya. Untuk resep, sah-sah saja kita melihat referensi dari berbagai blog atau buku, tapi untuk sebuah karya memang tidak boleh di copy paste begitu saja apalagi sifatnya komersil.
Dari dulu memang sangat senang masak, sejak kecil juga sudah masak meski sangat minim sekali bahan dan alatnya. Sejak punya uang sendiri dan ngontrak di rumah yang ada dapurnya, langsung berburu alat-alat dapur, bahkan sempat membuat warung meski belum sempat buka :D. Namanya juga belajar. Setelah menikah, kegiatan memasakpun sering dilakukan meskipun tidak semenggebu-gebu seperti saat mau buka warung.
Sebenarnya kegiatan memasak bisa kita bedakan berdasarkan tujuannya, contohnya sewaktu kecil tujuan saya yaitu membuat makanan supaya perut terisi, makanannya tidak jauh dari nasi goreng dan mie instant, pas jadi anak kost tujuan memasak yaitu membuat makanan yang banyak dan murah (maklum masih masa pertumbuhan namun harus irit) maka makanannya tidak jauh dari nasi, telur dan tempe, setelah ada duit, niatnya belajar memasak yang benar kali aja bisa ngasilin duit lagi, dan kalau udah berkeluarga tujuannya yaitu supaya masakan kita disukai oleh anggota keluarga yang lain dan sehat tentunya, dan yang paling tinggi tujuannya yaitu untuk komersil, maka semua tujuan-tujuan yang tadi disebutin itu harus terpenuhi, bisa ngisi perut orang lain, porsinya cukup, harganya terjangkau, disukai orang lain dan sebisa mungkin sehat, kalau makanan bikin orang sakit mending jangan dikomersilin, dijamin usahanya ga' panjang, yang ada bisa masuk penjara dan ditinggalin konsumen.
Rasa makanan pun bisa berbeda-beda meskipun bahan dan orang yang mengerjakannya sama, contohnya saat orang membuat nasi goreng untuk 1-10 orang akan berbeda rasanya jika dia memasak nasi goreng untuk 100-1000 orang. Umumnya masakan yang dibuat lebih sedikit akan terasa lebih enak jika dibandingkan dengan masakan masal. Yang perlu diperhatikan adalah, lidah orang itu berbeda-beda, jadi penilaian terhadap makanan pun bisa berbeda, terkadang sulit untuk memuaskan semua lidah orang, namun lakukan yang tebaik, buat masakan dengan rasa cinta seperti kita masak untuk keluarga kita, sajikan dengan ikhlas dan santun, dengarkan komentar mereka, selalu belajar dan masukan yang merasakan makanan kita. Orang yang mampu masak untuk diri sendiri itu hebat, memasak untuk keluarga adalah sangat baik, dan bisa memasak untuk orang yang banyak itu luar biasa.
Restoran yang hebat bukan dilihat dari seberapa banyak menu yang bisa mereka buatkan, namun menu hebat apa yang bisa mereka sajikan. Semakin tidak fokus dan banyak menu yang ditawarkan, maka konsumen sulit menentukan menunya dan begitu pula pembuat makanannya juga pusing terlalu banyak bahan yang harus mereka siapkan dan tentu koki yang dilibatkan lebih banyak pula.